Pertanian Pangan

..............................

peternakan

....................................

Institut Pertanian Bogor

..........................................

Selamatkan Fauna Indonesia

......................................

ok kan

.........................................

Selasa, 12 Maret 2013

Masalah Daging, Masih Banyak yang Harus dibenahi


Seiring dengan permintaan daging di indonesia, kebutuhan daging di Indonesia sangat sulit di mengerti, artinya kebutuhan daging yang tinggi, akan tetapi tidak diimbangi dengan produksi daging itu sendiri. Hal ini menyebabkan konsumen daging berpindah komoditi sumber protein lainnya. konsumen daging seperti untuk produksi bakso harus mencampur daging ayam untuk mengefesienkan biaya produksi, bahkan diperparah dengan pencampuran daging babi (celeng).

Sejak pembatasan import daging, memang isu daging semakin melonjak di media, mulai dengan demo harga daging sampai kasus suap. Pembatasan import tersebut secara logika bertujuan agar nilai ekonomis sapi lokal meningkat, sehingga kesejahteraan peternak meningkat. Hal tersebut sampai sekarang masih dirasakan oleh peternak-peternak kecil, terbukti harga sapi lokal meningkat, karena permintaan pasar meningkat. Peningkatan harga dirasakan oleh semua rantai tata niaga di bidang perdagingan. Peternak yang mempunyai sapi lokal di jual dengan harga yang tinggi, tetapi untuk melanjutkan sebagai profesinya sebagai peternak tidak bisa, karena untuk beli sapi lokal lagi harus dengan harga tinggi pula. Pemotong di RPH harus membeli sapi dengan harga tinggi, karena persaingannya meningkat. Hal ini berdampak pada penjual di on farm, khususnya pedagang bakso, yang harus beli daging yang tinggi. Pedagang bakso hanya bisa berupaya untuk untung, akan tetapi harga bahan baku sangat tinggi. Pada critical point inilah, pemerintah harus jeli untuk kesejahteraan masyarakat. Bukan hanya peternak yang harus disejahterakan, akan tetapi pebisnis dan pedagang pun harus disejahterakan. Indikator bahwa sebuah kebijakan tentang daging sejahtera itu berhasil adalah semua pihak pelaku didalamnya harus sejahtera, khususnya peternak dan pedagang. Isu tentang daging celeng dicampur bakso salah satu contoh bahwa pemerintah masih  melakukan kebijakan masih sepihak, dan hal tersebut harus diubah kembali atau ditambah kebijakan lainnya sehingga semua pihak menguntungkan. Satu contoh lagi adalah tindakan peternak yang memberi minum tanpa batas kepada sapi, sehingga timbangan jual lebih berat. Kebijakan yang salah digunakan oleh peternak, disaat harga daging tinggi membuat peternak memanfaatkan peluang yang ada. Semua contoh tersebut banyak ditemukan secara teknis dilapangan, sehingga tingkat kecurangan tersebut tidak ada datanya, dan diharapkan pemerintah bisa memberikan kebijakan yang pas untuk permasalahan daging di Indonesia.

Senin, 11 Februari 2013

MENTERI BUMN BERKUNJUNG KE KANDANG TARUMA


Cariu – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan melakukan kunjungan lapang ke PT. Catur Mitra Taruma. Kunjungan tersebut disambut langsung oleh Abimanyu Suyoso selaku komensaris utama Taruma. Dalam kunjungan tersebut, Bos Jawa Pos bermaksut ingin belajar tentang peternakan. “Saya ke Taruma, hanya ingin belajar,” jelas Dahlan Iskan sambil berkeliling kandang Taruma.

Kunjungan menteri BUMN menjadi tolak ukur bahwa masalah daging menjadi salah satu masalah serius. Peningkatan permintaan daging sebagai bahan makanan yang berkualitas dan bergizi tinggi semakin meningkat seiring dengan peningkatan populasi masyarakat di Indonesia. Peningkatan ini dikarenakan jumlah permintaan tidak diimbangi dengan produksi sapi yang terus menurun.

Dalam kunjungannya, Dahlan Iskan dan rombongan mendengarkan paparan presentasi dari Komensaris Utama, Abimanyu Suyoso, kemudian dilanjutkan keliling kandang Taruma bagian sapi import, sapi lokal, dan melihat pengolahan limbah Taruma. Antusias menteri tersebut nampang dari beliau jalan yang bukan jalan yang direncanakan.

Semoga kunjungan ini menjadi ukuran penting bagi industri peternakan, khususnya Taruma agar semakin maju, sehingga kebutuhan dan masalah perdagingan dapat diselesaikan.[DV]

Rabu, 03 Oktober 2012

Halal, Halal, dan Halal


 “Keikutsertaan Tranning Stunning dan Penyembelihan Halal
Di RPH PT. Elders, Darmaga, Bogor.”

Halal merupakan istilah bahasa arab (agama islam) yang memiliki arti “diizinkan” atau “diperbolehkan”. Istilah ini sering digunakan untuk keamanan pangan yang dibolehkan dikonsumsi oleh manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi pangan, terutama daging sapi, istilah daging halal, bukan hanya pada ternak yang digunakan, akan tetapi metode penyembelihan dan prosesingnya harus sesuai dengan ketentuan “halal”. Di Indonesia, sertifikasi halal produk pangan ditangani oleh Majelis Ulama Indonesia, lebih spesifiknya adalah Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan kosmetika Majelis Ulama Indonesia.

Definisi penyembelihan ternak yang halal harus sesuai ketentuan agama islam. Apabila tidak sesuai dengan standar penyembelihan halal, maka dikategorikan hewan gagal disembelih. Standar hewan yang disembelih adalah hewan yang boleh dimakan, hewan harus dalam  keadaan hidup ketika disembelih, dan hewan yang disembelih harus memenuhi standar kesehatan hewan yang ditetapkan oleh lembaga yang memilki kewenangan. Penyembelihan halal dilakukan oleh juru sembelih halal. Juru tersebut sudah mempunyai sertifikasi sembelih halal. Juru sembelih halal harus memiliki syarat, seperti sebagai berikut: beragama islam, akil baligh, taat dalam menjalankan ibadah, memahami tata cara penyembelihan sesuai dengan kaidah islam, memiliki kemampuan dalam proses penyembelihan, serta dapat menerapkan proses higiena sanitasi dan kesejahteraan hewan. Selain itu, alat yang digunakan untuk penyembelihan harus pisau tajam dan panjang (25 - 30 cm) yang disebut pisau halal. Alat tersebut khusus digunakan untuk penyembelihan, tidak bisa digunakan untuk proses yang lainnya dalam pengolahan daging lainnya.

Sebelum dilakukan penyembelihan halal, ternak yang disembelihan dapat dipingsankan (stunning) terlebih dahulu. Menurut World Organization for Animal Health, metode pemingsanan merupakan salah satu cara yang efektif dalam proses pemotongan ternak yang halal dan standar OIE. Meat and Livestock Australia (MLA) bekerja sama dengan PT. Elders Indonesia untuk memperkenalkan perbaikan terhadap kesejahteraan hewan pada RPH Indonesia. Proses pemingsanan dilakukan agar metode penyembelihan secara sadar, yang sapinya masih dapat merasakan sakit dan tersiksa mulai dihilangkan. Selain itu, proses pemingsanan ini sudah dipakai oleh RPH seluruh dunia dan telah disarankan oleh MUI Indoenesia. Proses pemingsanan dikatakan halal apabila objek tersebut mengalami pingsan, akan tetapi dalam proses pemingsanan objek langsung mati, maka ternak tersebut tidak halal.

Alat yang digunakan untuk pemingsanan ternak sapi salah satunya adalah jenis produk CASH Magnum Knocker .25 564R. Alat tersebut diletakkan pada kepala bagian atas sapi dan ditembakkan. Pistol dalam terdorong dengan kecepatan yang tinggi menempel pada kepala bagian atas sapi secara langsung akan memukul kepala sapi sehingga tidak sadar (pingsan). Alat pemingsan sapi dapat dilihat pada Gambar 1.

 Gambar 1. Alat Pemingsan Sapi (http://www.acclesandshelvoke.co.uk)

Alat pemingsanan halal digunakan untuk berbagai ukuran tembak sapi. Hal ini  dikarenakan  adanya berbagai ukuran peluru hampa yang cocok sesuai dengan tipe dan bobot badan sapi. Jenis peluru hampa ditandai dengan warna peluru. Terdapat 4 jenis warna peluru, yaitu : kuning, hitam, hijau, dan merah. Operator harus mengetahui ukuran sapi agar dapat menentukan ukuran peluru hampa yang digunakan paling sesuai. Warna peluru sesuai dengan bobot badan sapi tercantum pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Warna Peluru Sesuai dengan Bobot Badan Sapi
No.
Warna Peluru
Bobot Badan
1.
Kuning
<400 kg
2.
Hitam
400 – 500 kg
3.
Hijau *)
501 – 550 kg
4.
Merah
>551 kg
Keterangan   :  Warna hijau sangat jarang diproduksi sehingga biasanya digantikan oleh peluru warna merah.

Selain ditentukan oleh bobot badan, penentuan warna peluru ditentukan oleh tipe atau bangsa sapi. Terdapat sapi-sapi yang tulang tipis, ada juga yang memiliki tulang yang tebal. Pada sapi lokal, tulang kepala lebih tipis dibandingkan sapi BX, sehingga cukup memakai peluru warna kuning. Kesalahan menentukan peluru akan berdampak pada kematian sapi. Warna peluru yang dipakai sapi BX hanya ditentukan pada bobot badan, karena breed dan tipe sapi BX seragam, hanya yang membedakan bobot badan sapi yang disembelih.

Metode penembakan harus tepat pada titik penembakan. Hal ini dikarenakan bagian tulang di kepala memiliki tebal yang berbeda. Titik yang pas adalah hasil persilangan garis antara mata dan tanduk. Titik yang pas untuk penembakan terlihat pada Gambar 2.

 Gambar 2. Titik Penembakan Stunning. (Grandin, 2012)

Perawatan alat pemingsan merupakan bagian penting untuk menjaga keselamatan kerja. Proses perawatan terdiri atas 2 bagian, yaitu perawatan harian dan bulanan. Perawatan  harian pada alat hanya bagian bawah. Perawatan harian ini hanya sebatas membersihkan alat tersebut sebelum pemakaian setiap hari. Sedangkan perawatan mingguan dilakukan pada alat pemingsan bagian atas. Perawatan mingguan dengan cara membersihkan dan mengganti pelumas.

Perkembangan peternakan dari segi ilmu dan teknologi harus diimbangi dengan peningkatan kualitadan keamanan pangan, terutama sapi pedaging. Peningkatan tersebut salah satunya dengan cara memberlakukan kesejahteraan hewan pada ternak yang dipelihara dan disembelih. Proses penyembelihan dan pemeliharaan yang baik akan berdampak pada keamanan pangan sehingga ternak tersebut halal dikonsumsi.[DV]

Dendy Vidianto
PT. Catur Mitra Taruma
Trading and Fattening Cattle

Senin, 05 Maret 2012

Sidang Domba Laktasi

Bogor-Pada 27 Februari 2012 telah dilaksanakan sidang tertutup di ruang sidang Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan yang membahas “Evaluasi Suplementasi Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai Dalam Ransum Domba Lokal Laktasi terhadap Performa Induk dan Anak Prasapih”. Sidang tersebut dihadiri oleh Dendy Vidianto sebagai penyaji, Ir. Lilis Khotijah, M.Si., dan Dr. Ir. Dwierra Evvyernie Amirroenas, MS, M.Sc., sebagia Dosen Pembimbing, Ir. Anita S. Tjakradidjaja, M.Rur.Sc., dan Muhammad Baihaqi S.Pt., M.Sc., sebagia dosen penguji serta Dr. Sri Suharti, S.Pt., M.Si., sebagai Dosen Panitia sidang dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan.
Sidang tersebut berlansung sekitar dua jam, membahas tentang suplementasi sumber protein ditambahkan pada konsentrat komersial yang beredar dimasyarakat terhadap domba laktasi. Ide tersebut muncul dikarenakan masyarakat memanfaatkan pakan komersial sebagi pakan penguat belum memperhatikan fase fisiologis ternak. Padahal, menurut Robinson (1986), tingkat kebutuhan domba laktasi membutuhkan zat makanan yang lebih tinggi dibandingkan fase lainnya. Penambahan bahan pakan sumber protein tepung ikan dan bungkil kedelai tersebut diharapkan mampu mencukupi kebutuhan domba laktasi sehingga produktifitas domba meningkat.
Kesimpulan dalam sidang tersebut adalah performa induk domba laktasi yang mendapatkan ransum komersial dengan suplementasi ransum sumber protein tepung ikan dan bungkil kedelai tidak berpengaruh terhadap penampilan produksi induk dan produksi anak prasapih. Secara umum penampilan anak dan induk prasapih dari induk yang mengkonsumsi ransum dengan penambahan sumber protein yang berasal dari bungkil kedelai lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya, meskipun secara statistik tidak berbeda nyata [DD].

Minggu, 04 Maret 2012

MAKRAB INTP 2012 “Saat Itu...”

Bogor – Pada tanggal 18-19 Februari 2012 telah dilaksanakan malam keakraban warga Departemen Ilmu Nutrisi dan Tekonologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Malam tersebut dijadikan ajang kumpul bagi teman-teman semua angkatan departemen yang dipimpin oleh Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc. Menurut Muhammad Ihsan A., makrad ini didesain untuk keakraban warga  nutrisi, terutama angkatan 48. Acara yang berlangsung di salah satu villa di daerah puncak tersebut dihadiri oleh semua angkatan, alumni, dan para dosen.
Angkatan 44 merupakan salah satu angkatan di Departemen INTP yang sudah sekitar 60% sudah lulus. Menurut koordinator angkatan, Wahyu R. Umarullah, sambil tertawa mengatakan bahwa angkatan 44 sebagai angkatan akhir, tetapi tidak untuk semangatnya. Acara tersebut dimanfaatkan untuk kumpul angkatan karena jatah kuliah yang  tidak ada sehingga rasa kangen pun ada.
Yang menarik dalam acara tersebut adalah pembantaian orang yang ulang tahun yang namanya berinisial “DD”. Sungguh terkejut mendengarnya ketika disuruh maju kedepan para peserta dengan iringan lagu ulang tahun. Pikiran hanya satu yaitu ingin menghibur dengan mereka semua, tetapi keterbatasan ruangan sehingga tidak maksimal. Pembantaian kedua terjadi waktu saat-saat mau pulang ke Darmaga, ketika sudah selesai sarapan pagi orang itu berlari ke kamar, dengan niatan bahwa pintu dan jendela dikunci, tetapi Tuhan berkehendak lain, jendela itu dihalangi oleh seorang pembantai berinisial WRU dan semua orang masuk melewati jendela. Orang lemah itu tidak berdaya, dia hanya berharap bahwa pembantaian itu tidak lah lama dan keras. Orang itu diangkat oleh semua orang, diseret dengan kejam, kemudian dia disiram sama air sisa-sisa makanan, minuman, tanah, dan barang jorok lainnya. Orang-orang pembantai itu berlari dengan kencang untuk menghindari orang lemah itu, ada yang terpelesek, ada juga lolos dengan selamat. Sungguh kejam, badan berbau sampah, muka bedakan lumpur.
Inilah makrad tahun ini, banyak sekali waktu untuk bersama untuk kita di waktu singkat itu.

Rabu, 22 Februari 2012

Penggunaan Protein Bagi Ruminansia

Protein dibuat dari satu atau lebih ikatan asam amino. Asam amino tersebut saling berikatan dalam ikatan peptida yang biasa disebut polypeptida. Protein diserap dalam dicerna dengan berbagi enzim pencernaan untuk mendapatkan hasil akhir asam amino yang diserap oleh tubuh. Selain untuk membangun struktur tubuh, asam amino digunakaan untuk sumber energi apabila defesiensi energi dan atau lemak. Penggunaan protein sebagi sumber energi akan menghasilkan residu nitrogen yang akan dikeluarkan dari tubuh. Pada ruminansia residu nitrigen dalam bentuk urea.
Penggunaan protein dalam ruminansia berbeda dengan monogastrik karena keberadaan mikroba dalam rumen mempunyai kemampuan mensintesis semua asam amino. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas protein tidak menjadi unsur yang mutlak dalam ransum ruminansia. Secara umum, protein yang dikonsumsi ternak ruminansia akan mengalami dua kemungkinan, yaitu lolos degradasi dan didegradasi oleh mikroorganisme. Protein dalam rumen didegradasi menjadi peptida oleh enzim protease. Peptida tersebut dikatabolisme menjadi asam amino bebas lalu menjadi amonia, asam lemak dan CO2. Amonia digunakan oleh mikroba sebagi sumber energi untuk mensintesis protein dan bahan-bahan sel seperti bahan sel yang mengandung N dan asam nukleat. Sebagia amonia bebas akn diserap ke pembuluh darah ternak dan ditransformasikan menjadi urea di dalam hati, apabila tidak digunakan oleh ternak akan diekresikan ke dalam urin. Sel-sel mikroba (bakteri dan protozoa) yang mengandung protein bersama protein pakan akan memalui omasum, abomasum, dan usus halus. Pencernaan dan penyerapan mikroba dan protein pakan terjadi di usus halus oleh protease.
Faktor yang mempengaruhi proses degradasi protein anatara lain sifat protei bahan makanan, laju pengosongan isi rumen, dan kondisi lingkungan rumen. Sifat sumber protein bahan makanan ditentukan oleh daya kelarutan sumber protein. Protein kasar bahan makanan dibagi menjadi dua, sumber N yang mudah larut dan sumber N yang sukar larut. Laju pengosongan isis rumen merupakan persentase auat proporsi komponen cairan rumen yang meninggalkan rumen per jam. Laju tersebut sangat tergantung pada konsumsi ransum. Konsumsi ransum yang tinggi mengakibatkan laju pengosongan isi rumen meningkat, dan dalam kondisi ini protein bahan makanan yang mudah larut akan lolos dari degradasi mikroba dan sebaliknya. Kondisi lingkungan rumen adalah pH, konsentrasi amonia, dan ketersediaan energi. Rumen mempunyai pH 6,5-7,0. Pada kondisi pH yang lebih rendah akan mengakibatkan proses terhambat, yang dikarenakan pertumbuhan bakteri rumen.
Protein yang tahan degradasi dapat menyebakan terjadinya defisiensi nitrogen mikroba sehingga mengakibatkan rendahnya efisiensi pertumbuhan mikroba. Dalam keadaan demikian penggunaan urea yang dikombinasi dam sumber protei yang tahan degradasi dapat meningkatkan efisiensi pertumbuhan mikroba, tetapi apabila urea digunakan sebagi sumber nitrogen tunggal maka efisiensi pertumbuhan mikroba menjadi rendah karen ketersediaan peptida dan asam amino menjadi faktor pembatas. Selain itu, produksi mikroba juga dipengaruhi oleh pola fermentasi yang ditunjukkan proporsi molar VFA. akan lebih tinggi apabila propionat meningkat.

Senin, 20 Februari 2012

Penentuan Rancangan Percobaan Pada Domba Akhir Kebuntinan Sampai Laktasi

Penggunaan rancangan percobaan pada penelitian domba akhir kebuntingan dengan pengambilan data domba laktasi selama ini masih simpang siur, karena penggunaan rancangan belum bisa diterapkan secara detail. Rancangan yang kita ketahui salah duanya adalah rancangan acak kelompok dan rancangan acak lengkap. Perbedaan kedua rancangan tersebut adalah; pada rancangan acak kelompok dasarnya adalah objek penelitiannya harus heterogen yang lebih berpatokan pada umur dan bobot badan yang berbeda sehingga dikelompokan menurut patokan tersebut, sedangkan rancangan acak lengkap bersifat homogen, patokan umur dan bobot badan objek yang diteliti harus bersifat sama.
Patokan objek domba akhir kebuntingan masih tergolong sulit karena kalau kita menggunakan rancangan acak lengkap maka erornya masih tinggi. rancangan acak lengkap masih sesuai dengan objek unggas, yang mempunyai umur dan bobot badan yang sama sehingga eror sangat sedikit. Penggunaan domba bunting lebih pada rancangan acak kelompok, akan tetapi patokan tidak pada umur dan bobot badan karena kedua patokan tersebut masih kecil kemungkinan. Bobot induk dan anak pada domba bunting merupakan dasar yang mengapa bobot badan tidak menjadi patokan rancangan acak kelompok.
Penggunaan patokan besarnya ambing domba merupakan patokan yang pas untuk domba bunting, karena besarnya susu akan mempengaruhi besarnya anak domba waktu laktasi. Menurut Inounu (1996) dan Sumaryadi (1997), perkembangan sel-sel sekretori kelenjar ambing terjadi sewaktu induk bunting atau pralaktasi, sehingga nutisi yang cukup sangat diperlukan untuk memproduksi susu. Perkembangan sela sekretori kelenjar ambing semakin tinggi maka diprediksi susu yang dihasilkan semakin tinggi [DD].

Minggu, 05 Februari 2012

Ketika 3 tahun itu..

Kisah panjang pun ada ketika 3 tahun tercipta, tepatnya tahun 2004 sampai 2007, seperti bayangan yang kelak akan muncul lagi, bayangan anak putih abu-abu berdasi melintasi arus pagi hari dari asrama ke sekolahnya.
Teman, banyak sekali kisah yang terlintas dalam bayangan ku sekarang, yang bertepat pada hari ini, 5 Februari 2012, ketika acara reuni sekolah kita bergulir. Teringat sebuah cerita persahabatan panjang yang kita jalani dahulu. Cerita yang bakalan kita ceritakan ke anak cucu kita, yaitu tentang liku-liku perjalanan anak SMA yang melawan arus.
Persahabatan kita memang awet, meskipun orang pun berganti-ganti. Dari sebuah komplik dikamar kita dengan Taufik, waktu masih dikamar 201 sampai munculnya bimbim sebagai teman terakhir yang masuk dikamar 304. Memang berubah-ubah, tetapi Dendy, Rizal, dan Ambon adalah persahabatan yang dimulai dari nol sampai akhir.
Liku-liku ini bakalan panjang bila akan segoreskan diatas kertas, perpisahan ini bakalan menjadi proses kedewasaan kita untuk menciptakan takdir individu tentang hidup. Banyak sekali cerita yang indah atau sedih, tetapi membuat orang tertawa sendiri bila mengingatnya. Memang waktu bergulir dengan cepatnya, perpisahan pun harus dijalani dengan bersama, tanpa harus memikirkan semua sejarah yang hidup diwaktu kemaren.
Salah satu yang paling aku ingat saat ini sebagai rutinitas tiap hari di pondok adalah ketika setiap hari harus kabur ke kamar anak-anak ambon karena disuruh sholat maghrib berjamaah dan ngaji bareng di mushola. Sungguh hal itu menjadi rutinitas kita pada tingkat dua. Kita hafal banget arus jalannya ustad mengobraki santrinya, dimulai dengan ustad khusairi, gus heri, dan ustad maulana yang lembut membentuk pola strategi melingkari PONTI. Hehehehe.. kamar anak ambon saat itu menjadi tempat yang sangat pas untuk penyelundupan kita, padahal sempingnya sudah mushola. Logikanya adalah kita itu bercanda didepan orang sholat berjamaah,,hehehe...
Ada lagi....
Diwaktu kita masih di 201, setiap maghrib kamar kita menjadi kesetanan. Kenapa tidak, setiap maghrib kita pasti mematikan lampu, pintu dikunci dari luar, kalau ustad bisa masuk pasti kita beralasan sakit. aneh bukan?... kamar dengan kejorokan yang paling tinggi, dipojok, orang-orangnya gak jelas..
Tetapi itu semua namanya sejarahnya yang indah. Cerita jelek diwaktu dulu menjadi momok ketertawaan kita sekarang. Mungkin diwaktu sekarang, persahabatan kita itu menjadi sangat berguna dibandingkan kamar lainnya, menurut aku sendiri. Hal ini dikarenakan kita sudah menbuat kekonyolan dan keabadian dalam tiga tahun itu dengan bersama. Dikamar kita dilahirkan dari kaum minoritas SMA DU 1 yang membuat hal terkuat dalam persahabatan kita.
Teman-teman semuanya, maaf sekali lagi. Reuni ini menurut aku sangat berkesan. Saya udah berusaha untuk ikut, udah beli tiket, dan udah siap-siap. Patut disayangkan mungkin, terdapat satu hal yang membuat saya tidak ikut karena tuntutan kekerasan institusi tentang akademik.
Semangat semuanya, kita pasti berhasil. Insya allah nanti aku bakalan mampir ke kota-kota masing-masing teman-teman tinggal. Kita bakalan saling menolong, tukar pengalaman, dan saling menghubungi. Sukses selalu untuk semua......
Aku dendy, rencananya bakalan tinggal di Bogor. Kalau ke Bogor silahkan mampir ke rumah. Kalau pengen minta bantuan tentang dunia pertanian secara luas yang mencakup bisnis, penelitian, tour guide wisata Bogor Bandung, dan pemberdayaan masyarakat di Bogor silahkan menghubungi saya. Okeee...
Thanks temen2 atas sejarahnya dan persahabatan ini.

Rabu, 25 Januari 2012

Dibalik Swasembada Daging 2014

kenapa ilmu pakan ternak di negara kita tidak berkembang?” pertanyaan ini melintas di benak pikiran seseorang apabila berfikir bahwa pencapaian swasembada daging 2014 hanya dikuasai oleh industri pakan dan peternakan bermodal besar. Menurut kementarian pertanian, swasembada daging berarti mampu menyediakan daging sapi dalam negeri sebesar 90-95% dari total kebutuhan daging nasional. Pencapaian tersebut tidak lepas dari penyediaan pakan yang melimpah, apabila program tersebut bisa berjalan dengan baik. Penyediaan pakan ini karena biaya pakan merupakan biaya tertinggi dibandingkan biaya produksi lainnya. Kalau ingin swasembada daging, maka peternak harus bisa menyediakan pakan sendiri agar menjadi peternak yang mandiri. Akan tetapi, peternakan di Indonesia masih berpendidikan rendah dan dikombinasi oleh peternakan gurem sehingga industri pakan lah mempunyai pasar yang sangat luas.
Mengapa harus daging yang diswasembada?” menurut tujuan program swasembada daging sapi tahun 2014 salah satunya adalah mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak berbasis sumberdaya domestik khususnya sapi potong. Tujuan tersebut belum memperhatikan kesejahteraan peternak rakyat karena mayoritas peternakan di Indonesia masih tergolong peternak gurem. Kita jangan ketahanan dulu, kalau daging memiliki daya jual terjangkau oleh masyarakat kita. Konsumen lebih memilih sumber protein hewani yang lebih murah lainnya, seperti ikan, sayuran, dan buah-buahan. Apabila ingin swasembada daging maka daging harus memiliki nilai jual yang bisa djangkau, agar kebutuhan nilai kemerataan konsumsi daging bisa dikatakan 90-95%. Menurut BPS (2010), komoditi padi-padian, ikan, kacang-kacangan merupakan komoditas dengan rata-rata konsumsi protein per kapita, yaitu masing-masing 21.76, 7.63, dan 5.17 gram/kapita, sedangkan produk daging, telur dan susu hanya 2.55 dan 3.27 gram/kapita. Selain itu, peternakan sapi untuk peningkatan swasembada daging dikuasai oleh perusahaan bermodal besar karena pemerintah membuka peluang pasar seluas-luasnya dalam program tersebut, padahal peternak kita yang merupakan target pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat petani masih berskala kecil dan bermodal kecil.
Oleh karena itu, apabila pemerintah ingin swasembada harus memperhatikan komoditas yang menjadi pekerjaan utama masyarakat Indonesia di bidang usahatani pertanian sehingga program-program minimal mewujudkan tujuan lebih berguna untuk sebagian besar masyarakat petani. Pemerintah harus melindungi petani karena petani sangat sulit menyesuaikan kebijakan pemerintah dibandingkan perusahaan terkait yang mempunyai modal yang besar.

Senin, 16 Januari 2012

RUA HIMASITER, Awal Pembaharuan HIMPRO Kita

Bogor -  RUA yang biasanya disebut rapat umum anggota HIMASITER telah dilaksanakan di ruang seminar departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan pada 15 Januari 2012. Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan tahunan setiap lembaga kemahasiswaan di Institut Pertanian Bogor yang bertujuan untuk mengevaluasi setahun ke belakang dan merencanakan kepengurusan tahun depan.
Kegiatan yang dihadiri oleh mahasiswa semua angkatan aktif ini adalah rangkaian beberapa acara pelaporan, penilaian, pembahasan GBHK (Garis Besar Haluan Kerja), pembubaran, dan penetapan pengurus baru. Semua acara tersebut dirangkaian dengan tujuan untuk memajukan HIMASITER kedepannya.
kalian pengen HIMASITER lebih baik kedepannya?, ayo diawali dengan RUA ini”, papar Wahyu (Koordonator BP HIMPRO 2011) dengan keras memukau.
Kegiatan ini memiliki perbedaan dibandingkan RUA tahun sebelumnya. Pada RUA tahun 2012 ini telah membahas GBHK dan tata kerja badan pengawas serta pengurus. Hal ini diharapkan kepengurusan tahun depan mempunyai arahan dan pedoman untuk menjalankan program kerjanya sehingga dapat mengoptimalkan fungsinya sebagai lembaga mahasiswa.
Dalam mengoptimalkan kinerja kepengurusan tahun depan, HIMASITER telah memiliki badan pengawas HIMASITER yang tahun sebelumnya masih belum mempunyai pedoman dan arahan.  Dalam RUA ini, pedoman dan arahan tersebut telah diresmikan oleh semua anggota HIMASITER.
HIMASITER tahun 2012 ini merupakan titik cerah perubahan semua program kerja, betapa tidak? HIMASITER telah memiliki semua pedoman dan arahan yang mempermudah kinerja anggota”, tutur Dendy, salah satu anggota HIMASITER.
Harapan HIMASITER lebih baik dimasa yang datang, telah menjadi impian semua anggota HIMPRO anak nutrisi tersebut. Tidak hanya mahasiswa, para dosen INTP juga mengharapkan kemajuan untuk mahasiswa dan peternak. Hal ini di sampaikan oleh Dr. Anuraga Jayanegara S.Pt., M.Sc. sebagai Koordinator kemahasiswaan departemen INTP yang menghadiri RUA HIMASITER. Dosen muda INTP tersebut mengatakan “di Eropa, kegiatan mahasiswa terdiri atas 3 macam, yaitu : first party, mid party, dan end party. Acara tersebut sangat kurang bermanfaat dan dicontoh. Di Indonesia, HIMASITER mempunyai acara yang sangat lebih bermanfaat dibandingkan di Eropa”.
Selain acara diatas, terdapat acara pembubaran dan pengangkatan kepengurusan secara resmi. Pengangkatan kepengurusan ini diresmikan dengan pentandatanganan ketua tahun sebelumnya Ismail dan ketua 2012 yaitu Fichar Muzakki yang disaksikan oleh semua peserta sidang. Acara selanjutnya adalah pengambilan sumpah jabatan yang dipimpin oleh koordonator Badan Pengawas HIMASITER yang baru, yaitu Ismail. Pengambilan sumpah jabatan ini merupakan awal janji pengurus kepada Tuhan dan semua anggota sehingga dapat menjalankan program-programnya dengan amanah dan bertanggungjawab.[DD]