Senin, 20 Februari 2012

Penentuan Rancangan Percobaan Pada Domba Akhir Kebuntinan Sampai Laktasi

Penggunaan rancangan percobaan pada penelitian domba akhir kebuntingan dengan pengambilan data domba laktasi selama ini masih simpang siur, karena penggunaan rancangan belum bisa diterapkan secara detail. Rancangan yang kita ketahui salah duanya adalah rancangan acak kelompok dan rancangan acak lengkap. Perbedaan kedua rancangan tersebut adalah; pada rancangan acak kelompok dasarnya adalah objek penelitiannya harus heterogen yang lebih berpatokan pada umur dan bobot badan yang berbeda sehingga dikelompokan menurut patokan tersebut, sedangkan rancangan acak lengkap bersifat homogen, patokan umur dan bobot badan objek yang diteliti harus bersifat sama.
Patokan objek domba akhir kebuntingan masih tergolong sulit karena kalau kita menggunakan rancangan acak lengkap maka erornya masih tinggi. rancangan acak lengkap masih sesuai dengan objek unggas, yang mempunyai umur dan bobot badan yang sama sehingga eror sangat sedikit. Penggunaan domba bunting lebih pada rancangan acak kelompok, akan tetapi patokan tidak pada umur dan bobot badan karena kedua patokan tersebut masih kecil kemungkinan. Bobot induk dan anak pada domba bunting merupakan dasar yang mengapa bobot badan tidak menjadi patokan rancangan acak kelompok.
Penggunaan patokan besarnya ambing domba merupakan patokan yang pas untuk domba bunting, karena besarnya susu akan mempengaruhi besarnya anak domba waktu laktasi. Menurut Inounu (1996) dan Sumaryadi (1997), perkembangan sel-sel sekretori kelenjar ambing terjadi sewaktu induk bunting atau pralaktasi, sehingga nutisi yang cukup sangat diperlukan untuk memproduksi susu. Perkembangan sela sekretori kelenjar ambing semakin tinggi maka diprediksi susu yang dihasilkan semakin tinggi [DD].

0 komentar:

Posting Komentar