Senin, 19 Desember 2011

Masalah Petani, Jangan Main-main

Pertanian itu didesain agar setiap sub tersebut saling bersinambungan. Pertanian secara luas terbagi menjadi pertanian pangan, kehutanan, perikanan, kelautan, dan peternakan. Sub tersebut bisa terbagi beberapa bagian lagi. Menurut penelitian, setiap sub pertanian harus berdampingan agar sub tersebut bisa berjalan dengan sistem yang ada.

Perkembangan pertanian sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Penelitian, keberdayaan SDM, dan pengabdian sudah banyak yang melakukannya. Akan tetapi pengertian pertanian secara luas belum dipaham sepenuhnya oleh petani, terutama petani rakyat. Hasil-hasil penelitian selama ini masih alas tidur kaum yang berpendidikan. Ribuan penelitian belum terelasasikan secara penuh kepada masyarakat. Hal tersebut yang membuat perkembangan pertanian di Indonesia belum berkembang.

Pengertian pertanian secara modern oleh kaum petani desa belum sejalan dengan pelestarian sub pendukung pertanian sendiri. Dewasa ini, pertanian modern dianggap sudah merusak hidup petani. Mengapa tidak, semua petani rakyat berorientasi kepada keuntungan semata. Para petani belum memikirkan arah kedepan pertaniannya. Contohnya pemakaian pestisida sebagai pembunuh hama menjadi alternatif yang paling efesien, padahal hal tersebut bakal mematikan biota-biota lain yang bukan hama, misalnya : cacing, mikoriza, dan lain-lain.

Beberapa kasus lainnya seperti melebaknya wereng coklat dan ulat bulu menjadi perhatian media selama ini. Meledaknya tersebut dikarenakan rantai makanan di suatu ekosisitem sudah tidak berjalan lagi. Punahnya spesies predator karena pemakaian pestisida secara berlebihan menjadi konsumen dirantai makanan ekosistem meledak.

Kekhawatiran meledaknya hama selama ini menjadikan petani rakyat ketakutan. Pihak swasta yang menjadi produsen pestisida semakin galak memamerkan produknya kepada petani. Padahal tujuan petani dan produsen pestisida tidak sama. Petani lebih mengutamakan keunggulan hasil pertaniannya, sedangkan produsen pestisida lebih mengutamakan keuntungan dalam penjualan produknya. Apabila kedua pihak masih berbeda, maka pertanian Indonesia tidak akan maju. Ditambah lagi pengetahuan petani yang mayoritas masih rendah, hal ini akan semakin berdampak kebangkrutan pada petani, yang keuntungan pada perusahaan produsen swasta. Apakah petani tersebut berubah menjadi produsen pestisida, karena lebih menguntungkan? Terus masyarakat kita mau makan apa?

Permasalahan tersebut harus segera diselesaikan. Apabila tidak segera diselesaikan akan mengakibatkan semakin terpuruknya petani rakyat kita. Pemerintah sudah membuat standart dalam pemakaian pestisida, akan tetapi masih kurang dipahami oleh petani rakyat. Hal ini menyebabkan perusahaan produsen pestisida semakin gencar mempromosikan produknya.  Bisa dibayangkan apabila petani kita masih kurang memahami tulisan cara pemakaian di produk pestisida kemudian “kemakan omongan” sales produsen pestisida. Selain membuat standart khusus, pemerintah berkewajiban untuk mendampingkan petani dalam pemakaiannya dan menindak tegas kepada perusahaan produsen pestisida yang masih melanggar standart. 

0 komentar:

Posting Komentar