Senin, 31 Oktober 2011

SUPLEMENTASI TEPUNG IKAN DAN BUNGKIL KEDELAI DALAM RANSUM AKHIR KEBUNTINGAN TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DAN PERTUMBUHAN ANAK PRA SAPIH DOMBA LOKAL

Ternak domba merupakan salah satu ternak potong yang berkontribusi dalam kebutuhan protein hewani. Domba termasuk ternak penghasil daging yang sangat potensial karena mampu mengkonversi bahan pakan berkualitas rendah menjadi produk bergizi tinggi dan memiliki kemampuan reproduksi yang relatif tinggi. Selain itu, domba mampu menghasilkan anak banyak (prolifik) dengan rataan jumlah sekelahiran sebesar 1,77 ekor per induk (Inounu, 1996).
Produktifitas domba lokal selama ini menurun. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kesuburan induk. Induk yang subur adalah induk yang mampu melahirkan anak sekitar dua sampai tiga anak sekelahiran. Akan tetapi, semakin banyak anak yang dilahirkan maka semakin rendah bobot lahir sehingga mengakibatkan mortalitas yang tinggi.
Salah satu yang bisa dilakuan adalah pemberian pakan sumber protein tinggi pada fase akhir kebuntingan dan laktasi. Hal ini dikarenakan pada fase tersebut membutuhkan nutrient yang lebih tinggi dibandingkan fase lainnya. Menurut Mathius et. al., (2003), peningkatan kadar protein pakan secar nyata meningkatkan produksi susu, tanpa terjadi penurunan bobot hidup induk.
Bahan pakan yang sering digunakan oleh peternak adalan tepung ikan dan ungkil kedelai. Bungkil kedelai merupakan sumber protein nabati yang memiliki kandungan protein yang tinggi tetapi kandungan Ca, P, dan vitamin A rendah dan mengandung asam amino yang hampir lengkap namun defisiensi salah satu asam amino ensensial seperti metionin. Bungkil kedelai mengandung protein kasar sebesar 44,8% (NRC, 1985). Tepung ikan merupakan sumber protein hewani yang memilki komposisi asam amino yang sempurna dan seimbang sehingga dapat mencukupi kebutuhan asam amino esensial khususnya lisin dan metionin yang sering kali kurang dalam ransum ternak. Tepung ikan mengandung kadar protein antara 55 – 65 %, lemak 5 – 7 % (NRC,1994). Melalui perbaikan pemberian pakan berbasis sumber protein pada penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki kualitas reproduksi induk dan kualitas anak yang dilahirkan [DEV].

Bogor, 29 Oktober 2011

1 komentar:

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar